kita mencari
diantara semak
digundukan pasir pantai
menggaruk tanah basah
meneropong guagua
kita mengaduk laut
membalik gununggunung
merapikan lagi pyramid
mengikuti komet berputar
menyelami tatasurya
lalu kita bertanya
pada ilalang
kepada terang
kita pinjam catatan bulan
sibak gulita
kita eja manteramantera
dan senandungkan doadoa
lalu nyalakan ribuan hari
hanya untuk
sesuatu yang pernah kita tahu
akaralfa, 14.2.04 - 01:47
Untaian dzikir yang terlukis lewat susunan alinea. Mengukir iman yang berjalan bersama kehidupan
15.2.04
Dukacita
Innalillah,
keadilan meranggas lagi
gugurnya
direnggut mukamuka badak
pergilah dengan tenang
keharibaan-Nya
adamu bukanlah pahlawan
merekalah jiwa suci milikmu
kini
tumbuh satu mati seribu
Innalillah,
nurani kembali didustai
tempat dimana jujur terpekur
hitam dan putih semua blur
jadi abu
jadi debu
Innalillah,
langit cekam, hitam legam
sambut tibanya manusia
yang tak lagi sentuh tanah
mengapung melayang
meludahi
muka polos pencari kebenaran
Innalillah,
sambil kujahit luka
kuhaturkan satu kata
dukacita
akaralfa, 13.2.04 - 21:00
keadilan meranggas lagi
gugurnya
direnggut mukamuka badak
pergilah dengan tenang
keharibaan-Nya
adamu bukanlah pahlawan
merekalah jiwa suci milikmu
kini
tumbuh satu mati seribu
Innalillah,
nurani kembali didustai
tempat dimana jujur terpekur
hitam dan putih semua blur
jadi abu
jadi debu
Innalillah,
langit cekam, hitam legam
sambut tibanya manusia
yang tak lagi sentuh tanah
mengapung melayang
meludahi
muka polos pencari kebenaran
Innalillah,
sambil kujahit luka
kuhaturkan satu kata
dukacita
akaralfa, 13.2.04 - 21:00
4.2.04
Apa itu duasatu ?
#1 : dijiwa yang paling lembut
Masih dialtar mushola, senja begitu jingga ditemani lembayung pengantar kidung. Diamlah, sebentar lagi malam mengaum. Aku tidak tahu harus berlindung pada apa. Aku tidak tahu harus terlentang dimana.
Masih kulihat yang dilaknat berkerumun. Wajahnya berhiaskan catatan kebohongan bersulam kelicikan. Ya, menyerupai tatto di wajah buruknya.
'Jangan dekat!'
'Siapa yang mendekat siapa ? kau tebak ? hahaha..'
Hanya seringai gilanya menjawab tadi, belumlah suara.
Lalu ?
Ah biarlah dekat, kutusuk dengan sembilu.
Kesadaran mengapung melangit mengangkasa. Tiba di andromeda sekejap lalu.
Tidak!, dia bawa sembilu itu serta. Lalu dengan apa ?
Sekaratku diujung tanduk. Sembilu kembali serta sadarku dengan sepucuk surat lusuh.
Kepada Ytc
Jiwa yang buram
Sesal itu berujung tak berpangkal
Dan sadar itu harus terkunci terkendali
Meski didetik ia harus kau layani
Tiada maaf paling putih selain taubat
Setelah duasatu pasti duadua
Apa kau yakin dunia akan menua ?
Tertanda, Hatimu yang lama
#2 : dihari hari penuh rindu
aku pernah,
mencari sebutir muthmainnah dibelantara, meski tak kenyang nadi nadi
aku pernah,
mencari azzam kemana lari, meski aku harus membungkusi angin berapi api
aku pernah,
mencampuri kopi pahit dengan tsaqofah, meski detik detik meninggalkanku tak peduli
aku pernah,
menghabiskan militansi dimoncong belati, meski aku harus merayu antimati
aku pernah,
bermimpi tentang syurga diujung air mata, meski pagi menampari
aku pernah,
menitip sajakku dimuhasabah, meski hurufnya tak lagi kukenali
aku ingin
merinduiMu malam ini seperti
aku pernah
merinduiMu dibait bait sunyi
#5 : diujung makna makna
apabila bumi ini berkaki
maka dia tidak berniat melaju lagi
apabila matahari merayu mati
maka rembulan jadi kuburan
apabila malam ini kiamat
maka biarkan aku menziarahi taubat
dan bila aku sempat
maka neraka tidak lagi kusebut tempat
akaralfa, 4.2.04 - 14:25
Masih dialtar mushola, senja begitu jingga ditemani lembayung pengantar kidung. Diamlah, sebentar lagi malam mengaum. Aku tidak tahu harus berlindung pada apa. Aku tidak tahu harus terlentang dimana.
Masih kulihat yang dilaknat berkerumun. Wajahnya berhiaskan catatan kebohongan bersulam kelicikan. Ya, menyerupai tatto di wajah buruknya.
'Jangan dekat!'
'Siapa yang mendekat siapa ? kau tebak ? hahaha..'
Hanya seringai gilanya menjawab tadi, belumlah suara.
Lalu ?
Ah biarlah dekat, kutusuk dengan sembilu.
Kesadaran mengapung melangit mengangkasa. Tiba di andromeda sekejap lalu.
Tidak!, dia bawa sembilu itu serta. Lalu dengan apa ?
Sekaratku diujung tanduk. Sembilu kembali serta sadarku dengan sepucuk surat lusuh.
Kepada Ytc
Jiwa yang buram
Sesal itu berujung tak berpangkal
Dan sadar itu harus terkunci terkendali
Meski didetik ia harus kau layani
Tiada maaf paling putih selain taubat
Setelah duasatu pasti duadua
Apa kau yakin dunia akan menua ?
Tertanda, Hatimu yang lama
#2 : dihari hari penuh rindu
aku pernah,
mencari sebutir muthmainnah dibelantara, meski tak kenyang nadi nadi
aku pernah,
mencari azzam kemana lari, meski aku harus membungkusi angin berapi api
aku pernah,
mencampuri kopi pahit dengan tsaqofah, meski detik detik meninggalkanku tak peduli
aku pernah,
menghabiskan militansi dimoncong belati, meski aku harus merayu antimati
aku pernah,
bermimpi tentang syurga diujung air mata, meski pagi menampari
aku pernah,
menitip sajakku dimuhasabah, meski hurufnya tak lagi kukenali
aku ingin
merinduiMu malam ini seperti
aku pernah
merinduiMu dibait bait sunyi
#5 : diujung makna makna
apabila bumi ini berkaki
maka dia tidak berniat melaju lagi
apabila matahari merayu mati
maka rembulan jadi kuburan
apabila malam ini kiamat
maka biarkan aku menziarahi taubat
dan bila aku sempat
maka neraka tidak lagi kusebut tempat
akaralfa, 4.2.04 - 14:25
25.1.04
untuk teman sejatiku
teman,
jelaskanlah padaku tentang aku
tiap hari kau bersamaku
aku yakin kau lebih tahu tentang diriku
teman,
jika kau tahu padaku khilaf berlaku
jangan sungkan teman ...
kau berhak beritahu aku
bukan saja hak, tetapi kewajiban
ya .. kau wajib beritahu aku teman ..
teman,
jangan kau biarkan aku berdiri ditepi
suruhlah aku untuk mundur
jangan sampai kau biarkan aku jatuh
saat mataku buta
teman,
saat kau menemukan cahaya
berilah aku sedikit silaunya
pantulkanlah kepadaku teman
aku tak dapat melihat jika tanpanya
aku ingin kehangatannya
teman,
aku yakin kau sangat pedulikan aku
aku yakin kau tak ingin meninggalkanku
aku yakin kau teman sejatiku
teman,
kita akan selalu bersama kan .. ??
rahman ihsan
jelaskanlah padaku tentang aku
tiap hari kau bersamaku
aku yakin kau lebih tahu tentang diriku
teman,
jika kau tahu padaku khilaf berlaku
jangan sungkan teman ...
kau berhak beritahu aku
bukan saja hak, tetapi kewajiban
ya .. kau wajib beritahu aku teman ..
teman,
jangan kau biarkan aku berdiri ditepi
suruhlah aku untuk mundur
jangan sampai kau biarkan aku jatuh
saat mataku buta
teman,
saat kau menemukan cahaya
berilah aku sedikit silaunya
pantulkanlah kepadaku teman
aku tak dapat melihat jika tanpanya
aku ingin kehangatannya
teman,
aku yakin kau sangat pedulikan aku
aku yakin kau tak ingin meninggalkanku
aku yakin kau teman sejatiku
teman,
kita akan selalu bersama kan .. ??
rahman ihsan
17.1.04
'adamul iltizam
saat-saat hilang meratap diantara dinginnya ruang malam
terjaga ditengah lengahnya kejahatan,
sesaat aku tersadar dan melarikan diri dari kelalaian.
dan kucari kembali kalung hati yang dicuri ditiap-tiap detik berlalu.
sebuah kalung komitmen, yang menyapu keraguan ditengah juta kesibukan.
kini kutanya saat aku berlari, apakah antum melihat kalung hatiku?
katakan padaku dan kita duduk bersama malaikat majelis,
lalu kembalikan ia padaku.
jazakumullah bia ahsanil kiram.
bambang,17-01-04.
di pijakan yang hilang.
terjaga ditengah lengahnya kejahatan,
sesaat aku tersadar dan melarikan diri dari kelalaian.
dan kucari kembali kalung hati yang dicuri ditiap-tiap detik berlalu.
sebuah kalung komitmen, yang menyapu keraguan ditengah juta kesibukan.
kini kutanya saat aku berlari, apakah antum melihat kalung hatiku?
katakan padaku dan kita duduk bersama malaikat majelis,
lalu kembalikan ia padaku.
jazakumullah bia ahsanil kiram.
bambang,17-01-04.
di pijakan yang hilang.
Subscribe to:
Posts (Atom)