29.9.03

Kaca Diri

I

Selamat pagi bunda. Pagi ini nanda coba susun lagi kaca diri.
Maaf, kemarin pecah bunda. Semoga tidak ada pecahan hilang ya bunda.

II

Bunda bisa lihat pelangi ?
Nanda koq tidak bisa melihat pelangi lagi ya bunda.
Apa mata nanda ini rusak ? Karena kemarin nanda tidak bisa melihat bayang nanda di cermin.


Alfa
11:39 PM 9/29/2003

25.9.03

Berhenti

Terlentang dalam pangkuan zaman
mendekap hati dalam sandaran waktu
memuai hilang, memutus tali, berujung sakit...

berjalan perlahan
lalu berlari ,
berangan-angan, hingga bermimpi

disusun satu satu hingga angka terakhir
dilakukan satu satu sampai lelah untuk melakukan sesuatu

berbaris satu persatu
ditanya satu demi satu
hingga habis segalanya untuk aku

aku berhenti disini
aku mati .

(Bambang Nurdiansyah)

23.9.03

Diksi Syuhada

Semalam di Gaza.
Diantara deretan flat yang esok pagi bulldozer ratakan tak peduli.
Kemana kan kau cari Ayyash ?
Sementara kau tak pernah bisa menghindari jam malam.

Apa makna intifadhah ?
Kumpul batu sijjil dalam gumam
Lalu kau saksikan Al-Qassam berjubah putih-putih
Berdiri Durra di depan seraya genggam roket penembus dada serdadu
Lempar !
Lempar !
Lempar !

Tak kan pernah kau saksikan pelangi diatas langit merah Jerussalem
Sebelum yang dilaknat hengkang dari pelataran Quds nan suci
Jika dan hanya jika mujahid lakukan

Ilahi
Akankah syahid jemput mereka cepat ?
Sertakan satu peta syurga untuk setiap nyawa.
Sampaikan salamku untuk mereka.
Akupun rindukan syahid.


Alfa
6:53 22/09/2003

19.9.03

yang mana?

perlahan awan berjalan
menjauh
meniti jarak
perlahan cinta mendekat
menjauh meniti hati
perlahan jiwa berbunga
dari kuntum hingga buah

perlahan kami berkata
berbisik kepada angin

bapak!!!!

(Bambang Nurdiansyah)

18.9.03

Aku ini sayang..!!

Terakhir kali kata terlontar
Kucoba sampul dengan rapi
Kutambahkan setangkai bunga
Dengannya kusisipkan harapan (tanpa diketahui..)
Hati hati dengan tenang

Kucari dukungan suasana
Kukorbankan detik waktu lagi
Kurelakan kembali
Tiada berat karena amanat

Rodaku berputar, memang berputar
Seperti itu, memang seperti itu

Kemudian ...
Dengannya lagi kusisipkan harapan (diketahui tidak..?)
Kulirik dengan bangga
Kusaksikan ...

Ternyata ...
Begitulah adanya
Bahkan selama ini
Kata terlontar seakan tak bermakna

Padahal..
Sampul rapi telah aku atur
Setangkai bunga telah aku ikatkan
Kurelakan waktuku tersita
Dan..Telah kucoba hati ke hati

Tapi..
Seakan kau tak bernyawa
Melihatpun tidak apalagi merasa
Kau tangkis semua kata terlontar
Dan anehnya ...
Kau bangga ...

Entah apa yang terbesit di kepalamu
Hingga kau seakan begitu menghindar dariku
Namun tahukah kau bahwa selama ini ...
Aku menyayangimu ...

Tahukah kau…?


abinummi
(JakartaIndosat 18/09/03)

Menuju Syurga

Di persimpangan keimanan.
Dia berkata, "tunggu !".
Sejurus itu menghentikan angin, ombak, magma dan rotasi bumi.

Turun dari pelana bertelanjang kaki.
Ambil wudlu.

Sujud.

Melaju kembali menuju syurga.


Alfa
4:23 18/09/2003

tertawa kecil

kami tertawa kecil
dalam gelap kami ingin bangunkan sadar

ikutlah tertawa bersama kami !
menertawai hidup ini
menertawai jiwa yang mabuk
menertawai anak zaman yang hanya mengikuti kemana jarum jam berputar
menertawai semut kebingungan
menertawai awan tanpa konsistensi
menertawai ilalang tak menjulang
menertawai pelangi di sudut lembah membias
menertawai purnama sementara
menertawai senja nan singkat
menertawai senyum simpul anak jalanan
menertawai gulita tanpa rencana

kami sekarat
seikat kenanga membulat di genggam
layu
sayu
kelu
tercecer

kami yang tak tau cara
kami yang tak mau menuju

hanya bisa tertawa kecil
tertawa,
menertawai diri
hati
jiwa
rasa

hihihihihi

...

lalu mati


Alfa
4:04 18/09/2003

17.9.03

saya dan anda.

Dalam mimpi anda butuh tempat untuk diam
dalam berjalan anda butuh sunyi untuk berpikir
dalam sekejap anda butuh apa yang anda tidak tahu.

Dalam sesaat anda jatuh dalam kedekatan
dalam berharap anda butuh apa yang anda lihat.
dalam hidup anda butuh apapun yang anda dengar

dalam kekuatan anda butuh harap walau sekejap
hingga anda menjadi apa yang anda inginkan...

anda tidak bisa berubah begitu saja,
anda butuh kami untuk berubah
anda butuh kekuatan untuk merubah
anda butuh siapapun untuk menjadi diri anda

anda butuh hidup untuk terus hidup
anda hanya butuh satu akitivitas untuk hidup
yaitu aktivitas hidup

dan anda hidup hingga sekarang!!
anda tidak butuh apapun hingga saat ini
anda hanya butuh TUHAN.

sekarang anda ataukah saya?
kita lihat siapa yang lebih dulu?
apakah anda yang menjadi diri anda?
atau atau aku yang menjadi diriku?

anda akan melihat diri saya ,
setelah anda menjadi diri anda sendiri.

kami meniti apa yang sudah kami temukan
kami menjauh dari apa yang telah kami lakukan
kami mengharap apa yang sudah berlalu
kami rindu masa lalu
kami tak ingin apapun dari anda semua
kami adalah masa lalu
kami adalah apa yang anda lihat sekarang
sama seperti anda...

(Bambang Nurdiansyah)

16.9.03

Teman

Beriringan sejalan dengan senyuman
Tanpa sangka yang kerap aku tumpahkan
Berpijak dalam satu landasan
Dengan tangan engkau rela untuk korbankan

Wajah yang teduh
Hati ini terasa teduh
tak bisa aku bayangkan
sinar terpancar meneduhkan
Dengan berjuta hembusan menyejukkan

tak silau karna kau memiliki cermin
tak galau karna kau mengerti dan yakin
tak kacau karna dirimu begitu terpimpin
Dan dirimu tetap bercermin pada keyakinan dan sang Pemimpin.

Kemudian diriku..
hanya mampu berharap
cukup sudah telah kutulis dalam khayalan
akan dia untuk Kau hadirkan

Seorang ..
yang berarti kemudahan
Seorang ..
yang berarti terbukanya sebuah jalan
Seorang ..
yang berarti Indahnya kehidupan

Seorang teman ...


abinummi
(JakartaIndosat 16/09/03)

Persandaran

Permukaan telah nampak mendasar
Bergoreskan nadi nadi kehidupan
Kering gersang penuh dengan debu tanpa pijakan
Diterpa angin terhambur berantakan

Kening disapa angin melambai
Padukan berjuta angan terlerai
peluh darah kian tak terhirau
gemuruh nafsu kian tak tersilau

Perjuanganmu layak kau teruskan
meskipun harta tahta terhampar dihadapan
takkan rela untuk kau tinggalkan
namun ada yang lebih engkau harapkan
takkan rela kau meninggalkan

akan sebuah persandaran
Ya Illahi ....


abinummi
(JakartaIndosat +/- 10/09/03)

7.9.03

Haru Biru

: Haru Biru

kusibak rembulan sepasi dibalik gordyn lapuk Kutaraja
akankah dia titikkan airmatanya
ketika lolongan bocah memekikkan awan bisu malam itu
menatap wajah bunda yang kian pucat
dalam pekat dia hanya sanggup makamkan bunda dalam dekapan

: Haru Biru

di sudut riuh pasar
termangu seorang gadis meratapi esok hari
tiada lagi harap tuk lebih lama bercengkrama dengan waktu
dunia ini hanya seonggok kehinaan
tidak lebih

: Haru Biru

terik siang itu mengantar mereka masuk gubuk tua
tanat-tanah pecah sudah lama mereka pijak
kemudian si Bapa berucap :
"inilah nak hasil panen kita. Bapa tidak tahu harus bayar pake apa biar kamu besok sekolah. Apa sekolahmu nerima tanah ini buat bayaranmu ?"

: Haru Biru

lampu merah
perempatan protokol ibukota sesak seketika
ketika kaca-kaca hitam tertutup rapat dari kenyataan
Amir berbekal tatapan polos, satu lirik tanpa nada dan sebuah kayu berujung tutup teh botol dipaku
satu baris lagu di bayar lambaian lima jari di balik kaca keangkuhan
lalu pergi
makan apa hari ini Mir ?

Alfa
2:03 PM 9/7/2003

6.9.03

Mati Rasa

Hiruk pikuk berjalannya waktu
Menembus keseluruh jiwa
Meninggalkan jejak pemburu nafsu
Menggoreskan setitik noda
Yang kulihat tak nampak namun kurasa..
Oh salah..
Kadang juga kulihat tapi tak kurasa ...
Apakah aku purapura ?
Ataukah aku tak sadar ?
Ataukah sengaja ?

Peranku seolah hampa
Seolah tak ada sejumlah nyawa

Ataukah telah mati rasa..?


(penuh pertanyaan..)

abinummi.
(JakartaIndosat 6/09/03)

Apa yang kau cari

Apa yang kau cari

Jiwa yang terbuai
Tak mampu untuk luluhkan rasa
Berjuta impian yang kian membawa asa
Perjuangan tersibak bencana

Dipinggiran jalan berdiri tegak
Bercanda dengan sejuta cerita masa .....
Pekaranganmu yang manakah
Embun pagi yang manakah
Kicau burung yang manakah
Yang kau inginkan ...

Seakan hatimu begitu keras terasa
Tertolak semua indera yang menghampiri
Mencoba tuk palingkan wajahmu
Mencoba tuk membawamu kembali
Tapi mengapa ...

Seolah kokoh benteng kejanggalanmu
Tak rubuh diterpa indera
Seolah rubuh kau bangun kembali
Kau kokohkan hari kian hari
Sampai dia kembali menutupi hatimu

Lalu apa yang kau cari ...

abinummi.
(JakartaIndosat 6/9/03)

Aku adalah aku

Aku adalah aku,

sederet kata takkan mampu tuk ungkapkan siapa diriku, aku begitu rumit.

aku kadang kamu,
aku kadang kalian,
aku kadang semua orang,
aku kadang orang yang aku sayangi.

bukan karena aku tak berpendirian, tetapi karena aku adalah aku.

kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu,
keceriaanku adalah keceriaan kalian,
kebaikanku adalah kebaikan semua orang, dan
kecintaanku adalah kecintaan orang yang aku sayangi.

namun kamu pasti takkan mengerti. persandaranku hanyalah pada Illahi Rabbi.
Aku adalah aku,
wujudku tak begitu rupa namun jiwaku tak mampu terungkap rasa.
Hanya padaNya.Hanya BagiNya.
Aku adalah aku.

abinummi.
(JakartaIndosat 6/9/03)

Pengantar Do'a

seperti biasa
malam ini aku kan mencoba lagi mengantarmu ke pelataran-Nya

sajadah yang terbentang
asa menjulang

kutundukkan jiwa menyapa makna
merangkai hari-hari kemarin dan masa depan dalam satu alinea
diantara dua titik-titik

...
Rabb
kuhantar satu lagi do'a
semoga Engkau terima
...

jemariku tak sanggup lagi tengadah
coba mengais nurani hingga jelang sang pagi

jauh dan menjauhlah bimbang
hingga menjadi titik di bias fajar

kan kuhampiri embun pagi nanti berbekal seikat puspa
kan kunanti harapku yang telah Dia terima

hanya satu kata diantara bait malam itu
"semoga"

Alfa
2:34 AM 9/6/2003

4.9.03

Untaian Kata Mati

Ilahi..
saat kening ini membumi
kusertakan beribu ragu
yang telah lemas kukemas
dalam rangkaian berjuta kata

Maaf..
tiap kudekap
bukan syukur mengguyur
tapi untaian sajak beratus ketus

Tak tahu..
kepada siapa bertanya
ungkapkan desah membuncah
dalam pahit kian membelit

Biarkan..
ia menjadikan basah sajadah
terhempas mengalir getir
menghimpun saksi-saksi mati

Kuharap..
ini tak kan jalan perlahan
yang menghabiskan lembar per lembar sabar
membendung kelu dalam termangu

Alfa
2003-07-12 13:03:01
Adalah wanita yang menulis, kepada siapa ia bertanya? kuharap kepadaku sebagai suaminya.
Puisi dari calon istriku.

Wanita

sosok makhluk yang tercipta tanpa sia
ia tercipta untuk lelaki
dan demi lelaki ia diciptakan
keberanian...kecerdasan..
ketangkasan...kelembutan, watak yang hadir
laksana khaulah dihadapan.

Akan kau dambakan kehadirannya menyemarakkan dunia
kedudukannya sama dengan kedudukanmu,
kepandaiannya terkadang melebihi kepandaianmu

Ingatlah Aisyah kekasih rasulullah!!!
maka kau akan menghormatinya.

Wahai tuan perkasa!
Wahai abdi Allah!
janganlah kalian memalingkan tubuhmu
kala segudang warisan tipu daya menghampiri kami
kala berbagai tindakan yang menurut kehendaknya
tak sesuai dengan hatimu...

...Namun...
bimbinglah kami..
tuntunlah kami...
maka 1001 tanda tanya akan tersibak,
dan kami akan menoleh bersamamu.
tatkala jalan kan disebrangi,,& kau akan faham
siapa diri kami.

Wahai tuan!!!
takkan selamanya kau membenci kami..
kami yakin itu.
wanita suci yang akan menjadi diri kami..
maka, jika kalian lihat..
bunga seluas taman akan kau lalui
nuansa pagi akan kau hiraukan
kecuali tetes air mata dan tengadah tanganmu
yang akan mengiringi sujud syukurmu

Wahai tuan!!
kami menjadi bagianmu
kami yang akan menurunkan benihmu
kami yang akan berlindung disetiap amanahmu
kami yang akan menghantarkan senyum
tatkala kau akan beranjak utk berjuang
kami yang akan senang menyambut kehadiranmu
kami yang akan menjaga tempat berlindungmu
kami yang akan menjadi pendampingmu
akal dan fikir kami akan kau butuhkan,
maka tak akan sepi tempat teduhmu...

kau akan tenang dalam berjuang,
walau kemampuan kami terbatas
tapi kami bangga
terkurung menjadi penyangga tiang atap rumahmu
hak kami ada padamu, dan hakmu ada pada kami
kami yang akan memutar roda caturmu...

Ingatlah!!!
kami tercipta dari tulang rusukmu!
terletak dipunggungmu
ttidak terletak di atas untuk menginjakmu,
atau dibawah untuk kau perbudak..
namun kami terletak dekat lenganmu, untuk kau lindungi...

(Bambang Nurdiansyah)

UNTUKMU

Baiklah akhi,
malam ini kita berkomitmen
ada satu misi yang akan kita lakukan
Apakah itu?
kebaikan ada pada segala sesuatu
tidak ada kemaksiatan
lalai,lupa, atau tidak terjaga...

selama ini langkah kita dibatasi oleh perasaan,
ketidak percayaan,kelemahan,ketakutan,
kealfaan dan kemalasan..
kita tidak selembek itu,
kita adalah qowwiyu
ada izzah dalam dada kita
sesuatu yang menunjukkan siapa kita sebenarnya...
kita adalah pejuang dalam alam kehidupan
kita kuat ibarat waktu dalam zaman
kita tidak terkalahkan..
Allahu Akbar.....

(Bambang Nurdiansyah)

AKU DALAM WAKTU

Aku menyentuh wajahku,
barangkali ada yang salah dengan diriku

Aku menyentuh dadaku
barangkali ada yang salah dengan keimananku

Aku mengepal tanganku
barangkali ada yang salah dengan amalku

Aku menyentuh kakiku
barangkali ada yang salah pada setiap langkahku

Aku menyentuh kening dan kepala bagian belakangku
barangkali ada yang salah dengan pemikiranku

Aku menyentuh waktu yang berjalan bersama diriku
barangkali ada yang salah dalam hidupku

dan aku tidak menemukan apapun melainkan beberapa kesimpulan
Adanya kehendak dan pengaturan
Adanya aturan yang dijalankan dan yang tidak
Adanya pilihan antara kebaikan dan keburukan
untukku sebagai jiwa

aku pergi ke tempat ini
dan aku mencintai bisa berada disini

aku pergi ke tempat itu
dan aku tidak menyukai isi di dalamnya

aku memegang yang ini dan yang itu
sebagian aku menyukainya
dan sebagian aku sangat membencinya

aku berbicara tentang ini dan itu
sebagian berguna dan sebagian tidak

aku berfikir tentang ini dan itu
sebagian aku tuliskan dan sebagian tidak

aku adalah ini dan itu
sebagian benar dan sebagian tidak

aku adalah aku dalm hidupku..
dan engkau siapa dalam hidupmu?
aku adalah waktu
dalam nyawaku
dari Tuhanku...
dan aku adalah hamba...

(Bambang Nurdiansyah)

3.9.03

Ikhtiar...

Seuntai raga
melangkah gontai tertunduk juga

Langkah beratnya hendak menyapa
mengusung semua kelelahan yang ia bawa

Desah nafas yang tercampur debu
kini larut bersama sinar yang kian layu

Senyum simpulnya tetap menghiasi keindahan
pundaknya kuat menjulang mengayuh beban

Tatapan lurusnya pun hanya mampu memandang rumput
dan kerikil berserakan

"Aku harus hadapi hari esok
bagaimanapun ini adalah hidupku ini adalah jalanku"

tekadnya kian tertanam
untuk mewujudkan citanya yang silam
menjauhi dunia yang kelam

niatnya kian tumbuh
mewujudkan impian bunda yang kian jauh
memberikan bangga ayahnya yang kian tak tersentuh

Melangkahlah kedepan
jalanmu masih panjang
Insyaalah

Alfa
jkt, pertengahan 2001