29.12.03

Yang Paling Evolusi

(sebuah catatan sederhana akhir tahun 2003)

Yang paling evolusi
Hanya jam atom pada sepersekian detiknya
Pun arloji digital dipergelangan zaman
0011 berubah 0100
Itu saja ?
Sedang matahari Aceh masih bernanah terludahi peluru tanpa etika hingga rembulannya menggantikan pada hari-hari sakralnya
Kelam
Langit Tepi Barat tetap diselubungi debu
Disesaki manusia-manusia yang dibesarkan do'a dengan sarapan amunisi dan camilan batu-batu
Hingga bomsyahid menjadi ritual seusai shalat jum'at
Tiba giliran tukang politik yang masih mencacimaki sejarah dibalik barikade orasi
Dan ketika kita lengah..
Mereka menggantung harga di tiang bendera dan menaikkannya setiap Senin pagi
Diiringi Pancasila, UUD 45 dan lagu kebangsaan, Indonesia Raya!
Orang-orang yang tersujud diantara kaki malam mengusung nama baru tanpa bubur merahputih
Teroris!
Hingga Tuhan mereka pun disebut Tuhannya teroris
Yang mengabulkan do'a para teroris dan membuatkan syurga hanya bagi teroris

Sampai disini adakah evolusi lain ?
Maafku teruntuk bangku kelas agama yang mencatat contekan hadits-hadits
Apakah hari ini seburuk kemarin ?
Apakah pekan ini seburuk kemarin ?
Apakah bulan ini seburuk kemarin ?
Apakah tahun ini seburuk kemarin ?

Sudahlah
Sudahi saja Desember ini
Dan kita mulai lagi Muharram nanti
Biar hari-hari diantaranya tak terindera kalender diatas mejamu
Biar kasat dari mata manusia sok pahlawan
Biar kejemuanku akan Januari-Desember ini melepaskan lelahnya
Biar aku siapkan dunia baru dengan matahari terbaru dan rembulan yang bersinar lebih tegar juga buku sejarah yang lebih putih serta senyum yang paling bunga
Untuk kita!
Diatas prinsip egoisme syurgawi
Kamu mau ikut ?

: Teruntuk satu detik antara Des-Jan yang bukan apa-apa

Alfa
di BumiAllah pada 29.12.03 - 20:31

28.12.03

Bulan Sabit

kutulis sajak ini teruntuk bulan yang paling sabit
ketika cangkir-cangkir malas mewadahi lagi kopi pahit
dan kebosanan sudah muak temaniku tunggumu bangkit
untukmu kupersembahkan sunyi sebagai tumbal
kubantai dia tiga kali dengan ha ha ha dibait lalu
demi peta dimana purnama termangu

sumpahku ini disaksikan semburat sinar merah gemintang
yang sembunyikan catatan sejarah berjuta tahun cahaya
aku mencintai purnama jelita
sebagai balas lembutkan matahari dimalam pada hitungan jari
aku berdiri bukan sebagai punguk dipepatah
aku adalah armstrong pada catatan sejarah
disini simpul lassoku siap menjemputnya dekatiku
sampai saat newton menghukumku dengan gravitasi

terakhir untukmu bulan yang paling sabit
satu buku bahasa galaksi untukku
supaya aku bisa bercakap dengan bumi
saat pasang menjelang
dan bersembunyi dari tarikannya dilain waktu

kini akan selalu kugantungkan harapku
pada sabit runcingmu
pada malam-malam dimana aku rindui gulita ceria
pada insomia dititik nadirnya
ketika mimpi-mimpi layu sebagai bunga
ketika pagi begitu pilu
ketika pembangkanganku sempurna sebagai pemuja sepi


Alfa
5:37 27/12/2003

19.11.03

keterpurukan nyata

Sebuah masa telah menyaksikannya dengan mata terbuka
Seluruh jagad seakan tak mampu menahan cerca
Seakan cacian menjadikan padanya sebuah kewajiban dan tugas mulia

Dalam heningnya malam kau tak mampu temukan angin berbisik
Dalam dinginnya hujan tak kau temukan butir air berirama
Segala hal kau hanya ungkapkan dengan sebuah khayal
Dan itu yang membuatmu merasa memiliki segala

Kepalamu sepertinya sudah terkena kepalan maya
Menghancurkan urat saraf pikiran nyata
Meninggalkan bekas bagaikan seutas tali yang putus
Dengan ujung yang tak mengharapkan untuk disampaikan pada ujung lainnya

Melayang hampa ...
putus terurai tak teruntai ...


rahman

14.11.03

Melukis Garis

akan kulukiskan satu garis untukmu
dimana dia kan menjadi arah kemanamu menuju
dari sana ikutilah naluri angin kemana dia berhembus
hingga kau temui simfoni diantara dua bait puisi
nanti sapalah orang terakhir dari timur berkafaye
dia akan tunjukkan padamu dimana garis berikutnya
jangan kau tanya padanya dimana koma
selama nyawamu masih mampu untuk merangkak
kamu tak akan pernah akan menemukannya
ikutilah garis itu maka tugasku sudah selesai sampai disini
titik


Alfa
di BumiAllah pada 13.11.03 20:23

12.11.03

rindu

saat-saat kutinggalkan dengan janji,
lalu kutanggalkan pakaian lamaku.

berharap mendapat pesona baru,
sebuah perasaan baru.
tapi tak seorangpun menjagaku

kini aku sendiri,
menatap ujung bertemunya langit dan bumi.

tapi aku rindu,
kembalilah padaku.

tapi ada yang ketinggalan dari masa lalu,
sebuah realita.

bambang/11/2003

Rambu Hidayah Lama

jangan lekang kening di ujung sajadah biru
jangan pugar tega seusai tahiyat dan berlalu
jangan hilang bayang duafa dalam dzikir haru
jangan lafal mushaf mushaf diburu nafsu
jangan alfa pertiga malam langit terbuka pintu

jangan pupus hidayah ditelan angan dunia
jangan biar mereka pisah Dia dari dada
jangan culik hamba hamba dari Tuhannya
jangan ejek kami yang selalu mengharap syurga


Alfa
di BumiAllah pada 12.11.03 - 04:18

11.11.03

kapan?

saat asa menghela bayang-bayang pekat,
kembali ia berlari sembunyikan hati,diri &harga diri

sesaat setelah jatuh cahaya ke tubuhnya,
lalu tampak bayang-bayang dirinya.
tak bisa disembunyikannya.

hingga ia terkapar diatas bumi satu-satunya,
menoleh kebelakang
melihat ke arah bayang-bayang yang tak pernah hilang.

ia tak pernah hilang,
kapan kau tahu bahwa ia telah hilang?

saat kau tidak tahu bahwa ada bayang-bayang dirimu,
saat itulah ia telah hilang dari dirimu,
dari ingatmu,
dari keberuntunganmu,
sebagai mu'min.

siapa?(bambang!!)
diruang tanpa nyawa,11/11/03

9.11.03

elakan seorang hamba

seorang hamba fana
berjalan dengan dunia
arungi jatuh bangun hampa
perlahan meminta tiada daya

samar samar suara
berbisik dengan irama
sampaikan pesan bermakna
kecewa mereka minta

pertama Sang Maha bertahta
anugerah padanya terbaca
kasih sayang tercurah senantiasa
sekejap hamba terima tawa

cukup senang dibawa
gelimang mutiara dan harta
lupa akan tiada daya
pinta penuh tetes airmata

kini masa berbeda
peranan layak dielak hamba

rahman,
91103

8.11.03

Sebait Tasbih

dalam dzikir temani embun merona
sendu tilawah mengantar nada
ah, lupa akan mereka di doa
pada kedalaman sujudku kan kubalas semua

disebait tasbih


Alfa
di BumiAllah pada 8.11.03 - 04:19

7.11.03

Satu Seribu Purnama

dan antara duabelas purnama
disatu purnama kutunggu
penuh peluh dipucuk rindu kumenantimu
bibir ini kelu dipaku saat kata pertama kurenda
a..
ap..
apa yang.. ng..
apa yang harus kuutarakan
apa yang bisa kuibaratkan

dialtar ini kubersiap
kulihat purnama berucap salam

sst
dia datang
langit malam ceria hentikan laju sang bayu
sst diam
dan gerbong lama terpana menatap cahaya
dedaun pinang pun malu berjenaka
sst diamlah
lihatlah kesana
aku kan menemaninya seribu purnama lagi

wa,
wassa,.
wassalam
sampai ketemu lagi ruhi


Alfa
di BumiAllah pada 7.11.03 - 15:12

6.11.03

Salam Dekil

biarkan aku merangkai awan
jangan kau hentikan mimpi itu melayang
pada butiran debu kusut aku hanya bisa berucap lantang
aku yang hari ini dan hari kemarin hanya sanggup menyusun harapan
bosan dengan ketiadaan
aku yang tak tahu apa itu senyuman
hanya bisa lesehan menatapi kemarukan

aku tak harus takut pada siang pada apa aku berjalan
aku tak harus kecut pada malam pada apa aku terlentang
aku hanya takutkan kalian yang tak lagi mampu menyimak
aku hanya takutkan kalian yang tak lagi mampu menebak

aku masih sanggup mengurai salam
teruntuk daun daun berguguran tanpa taman
teruntuk rembulan yang selalu setia tersenyum menyapa kelam

salam dekil dariku
yang sedang mengobati lukanya


Alfa
di BumiAllah pada 6.11.03 - 09:42

3.11.03

semua yang telah berlalu

kedip mata tertuju mata
mampu melumpuhkan rasa di jiwa
bila angin tak membasuh
hati tersentuh yang kian lusuh
niscaya terlupa

percaya tidak percaya
pernyataan sebuah kejujuran
akan rasa yang dulu ada
hilangkan teladan jiwa

merobek pakaian takwa
tak mungkin seolah tak percaya
terseret lusuh
tak berdaya

tak bisa waktu bersalah
tak bisa kilau mutiara bersalah
tak bisa bisikan bersalah
tapi diri ini jua-lah

sesal diri terus mengendap
bukan bangga, itu salah
satu kesalahan bermuara
dalam pusaran kebesaran

hanya ada untuk sekarang
sebuah pengakuan
hapuskan semua yang telah berlalu
pengganti baru keceriaan
semoga diterima

(rahman)

ramadhan

kesempurnaan diantara bulan
dimulainya suatu peradaban
kesejahteraan dan seluruh kejayaan
semerbak wangi bunga keharuman

sebuah keteraturan perinduan
dalam bisikan sayu seorang hamba
keterasingan menjadi sebuah tujuan
kesunyian yang mendatangkan kekuatan

kemuliaan didalam mengarungi
cinta, takut dan pengharapan
semerbak iman , islam dan ihsan
kepasrahan seorang hamba

setiap detiknya merupakan keunggulan
kelipatan dari seluruh kelipatan
tak terhingga untuk sebuah kata
bahkan untuk sebuah materi masa

perjalanan untuk sebuah harga
tak di elakkan sebuah asa
diatas tahta kesucian hati
menjemput sebuah perubahan pasti

sebuah janji Illahi
tentang harga dan hakekat diri
menjadi sebuah cita suci
untuk sebuah kemenangan sejati

di akhir nanti ....

amin ya Alloh ya rabbal alamiin

(rahman)

2.11.03

hamba dan pengharapan

pernahkah terbayang
kita hidup untuk suatu kehidupan
semua itu suatu penantian
yang berusaha kita pastikan
terwujud dalam kehidupan
tingkah laku dan tindakan

tak segan tuk berbuat
apa yang engkau yakini
suatu kebebasan
tanpa penghambaan hamba pada hamba

pernyataan suatu keyakinan
senantiasa mampu tuk dibuktikan
secara sadar
tapaki sebuah peradaban

terangi jalan kegelapan
dengan sebuah cahaya kehidupan
mampu tuk kembalikan
seorang hamba yang penuh dengan pengharapan

sempurna jiwa merebah maya
tak mampu mendustakan haq
seiring berjalan
sekokoh bayangan tak pernah lepas dari badan

kemenangan melahirkan kejayaan
senantiasa dinantikan
jujur dalam pengharapan
tunduk akan sebuah kepatuhan

untuk pertama kali dalam hidup ini
akan dipersembahkan sebuah pengabdian
seorang hamba dahaga pahala
dengan kekuatan perwujudan

Permohonan kepada Tuhannya
Kecintaan yang dinantinya
Keridhaan yang diharapkannya ....

(rahman)

bergelut dengan waktu

sampai saat ini
masih terasa kuat ototnya memaku badan
semakin keras
meremukkan tulang

menghancurkan kekuatan tersisa
melumatkan semua asa tersirat
tanpa ada sedikit bicara
tanpa kompromi atau sekedar hanya mengajak canda

tidak sama sekali..
dia bagaikan sekelibat bayangan
tak nampak bayangannya
sirna tak terasa sirna
begitu saja menghanyutkan asa

(rahman)

pandangan lusuh

dikaki jalan sebuah perempatan
menerawang jauh ke langit
dengan badan yang agak dibungkukkan
tersengat oleh panasnya terik matahari siang bolong

terhirup udara kotor sang kota
terus memaksa bahwa ini adalah realita
tak bisa dicampak begitu saja
semakin hari selalu membawa duka

tak ada asa seperti sekarang ini
tak mungkin dapat dimuntahkan kembali
terpaksa meskipun pahit
ditelan bersama perihnya debu jalanan

dengan sekejap mata
tak mampu diri ini berkata
terpendam dalam sebuah ruang maya
tak akan dibuka hingga waktunya tiba

sekarangpun begini
tiada beda...
padahal dalam hati terus berkaca
airmata, darah dan keringat yang senantiasa membaca

setiap jengkalmu adalah kehidupan
setiap jengkalmu adalah usaha
doakan dirimu teguh
agar hari sok tak seperti kebanyakan cerita orang berlalu...

(rahman)

Berani

Kadang tangan ini kaku
tak berkutik dihadapan sebongkah batu
bahkan sebutir debu
termakan buaian dan bujukan semu

tak sadarkan diri menanti kehampaan
ditunggu semakin lama waktu termakan
terjerat bisikan terhalang oleh godaan
atau yang hanya sekedar kemalasan

memang diri..
memikirkannya sampai tak habis waktu
seolah hanya memendam kenyataan
tanpa harus terbebani dengan kewajiban yang semakin bertambah

(rahman)

Dalam sendiri

Dalam sendiri
Dalam dekapan hembusan angin
Dalam iringan indah lagu ruhani
Ketika kelopak ini terasa lemah
Coba warnai mimpi
Kuterbangkan bersama angan

tak sulit memang ...
tapi tak semudah yang pernah dibayangkan untuk menjadikannya suatu kenyataan yang indah
Nan berarti

(rahman)

bingung 3

duh senangnya
begitu mengalir kelembutannya
seolah tak ada sebuah pembatas
apa saja...bebas

itulah keindahan
semua keraguan tak berdaya
tak mampu menahan
rubuh tanpa ada sisa bongkahan

bergerak mengalir dengan lancar
meskipun bebatuan dihadapan
seolah air mengajar
itulah sebuah kekuatan

pantangan tak berpengaruh
tak berdaya sekarang ini
aku adalah sebuah keajaiban
aku adalah apa yang aku fikirkan

perkataan seorang teman
hati yang tenang dan selalu menumbuhkan
dorongan sebuah kemajuan
akan sebuah masa depan harapan

sekaranglah saatnya untuk itu semua
bergeraklah terus kehadapan
biarlah semua berlalu berbisik
jangan hilangkan titik dihadapan

(ini rahman lagi mau nggak bingung)

bingung 2

sudah mulai pulihkah..?
sekarang coba rangkaikan satu kata
jangan pernah ada rasa
membuat jiwa tergesa
akhirnya membuat sengsara

sedikit demi sedikit
kecil namun kontinyu
lambat namun pasti
tak berujung
tak ada kata menyerah

coba,..coba
sekali lagi coba..
jangan ada fikiran lain
jangan hiraukan perasaan
hiraukan saja dirimu

satu kata, dua kata,
dan seterusnya
ayo...teruskan
seiring waktu berjalan
rasakan kelembutan tangan dan fikiran

satu terangkai, dua kemudian tiga
dan seterusnya
begitulah adanya
akan begitu seterusnya
tak berujung
akan berkembang


indah bukan,..
kau rasakan
kau akan mengerti dan paham
memang ini sebuah proses
untuk menuju suatu jalan
hanya awalan yang kau takutkan
namun begitulah..
terus majulah..
jangan menyerah..

(rahman lagi bingung juga)

bingung 1

bingung aku mau apa
seakan otak tak mampu membuat jalur kata nan indah
jangankan indah, satu kata saja tak mampu
seakan buntu jalan fikiran ini

tapi jari ini tak mampu menahan gerakannya
seolah akan kutulis apa saja..
abchfjkroeuihtosfnslkn...itukah..!!
atau apa saja..terserah..

sulit membayangkan kondisi diri
seolah tak ada apa apa
namun bergejolak aktif
tak mampu ungkapkan kata

bagai dikurung disebuah ruang
tak temukan jalan keluar
sedih,...kecewa...
tak berguna...

atau haruskah menyerah diri
tak akan kutuliskan apa apa
diam, tak berharga
tak muncul sebuah jati diri...


atau sulitkah sebuah ungkapan..
ataukah harus terus kucoba bayangkan..
dan setiap detik coba tuk ungkapkan..
dalam apa saja ...terserah

tak apalah..
memang beginilah adanya..

oohh..jangan menyerah..
aku tahu aku bisa'
itu yang sering aku dengar dari orang yang bisa
anggap diri mampu segala
seolah mampu apa saja...
apalagi hanya kata kata...

tak apalah..
memang begini adanya..
seolah tak berdaya
lumpuh dihadapkan kata kata

ingat kata seorang teman
waktu itu sebuah bayangan
hanya sebuah bayangan

diam atau bergerak...
sebuah pilihan
dalam sebuah kesempatan
dalam sebuah kebingungan

tak berujung ....

(rahman lagi bingung)

1.11.03

Aku cinta

Hari ini jujur aku berkata kalau aku memang mencintaimu.

benih-benih cumbu yang tertanam dalam angan selama ini telah memupuk rasa yang tak mau aku lupakan.

menaiki tapak-tapak tanpa jejak,
menggunung hingga tertutur butir-butir sajak,
membuah cinta dan berpijak dibumi hati.

cinta...
indah dan megah,
bangunan yang aku damba,
disamping rumah asmara.

aku cinta.
aku cinta padamu.

hari ini aku pelihara apa yang kau beri kepadaku,
cinta yang tulus darimu,

untukku, dan kita sekarang adalah merpati berpasang-pasangan,
mematuk buih-buih tak berisi,
mengarungi hidup yang hampa,
mencari titik materi, pada setiap yang tersembunyi.

cinta kita akan bernada sumbang setelah ini,
tapi aku percaya,
aku cinta.



dirumah cinta/01/11/03
syahada







27.10.03

Hanya Cahaya

kini sudahi saja
larilah kepangkuan bumi
dan di sana kau akan lihat semua
segala tetekbengek atribut evolusi tak berarti

dan jerit dunia adalah senandung calon syurga
pun tawa fana disana berubah lemah merenta

hanya cahaya
ya, cahaya kau perlu
bawalah satu lampion kubus terbuka
satu pemantik api abadi
dan harga diri sepenuh hati

lalu kembalilah kemari
perbaiki masa lalu, masa kini dan masa depanmu
dan sekali lagi kau sudahi hidupmu
dibawah temaram bayang mewangi
dan pundi pundi yang membias dipelupuk
akhirilah dengan mengusung cahaya


Alfa
di BumiAllah pada 27.10.03 - 22:34

Pelangi Putih Polos

ingin diam
berhenti mengalir dan diam
dalam jenak-jenak menara
rapikan bendungan awan rasa
dan tumbuh tunas-tunas
dihiasi sekuntum pelangi diujung tuntas

satu pelangi putih polos
yang siap ku warnai merah kuning hijau
dari sisa-sisa kaleng usia


Alfa
di BumiAllah pada 27.10.03 - 00:33

23.10.03

coba lihat baik-baik

tatap dan haraplah
bangkit dan berdirilah
mengertilah.

kembali kesini jika kau tak mengerti.
biar kujelaskan arti titik-titik dibuku ini

belajarlah pada setiap sudut penglihatanmu
yakinilah dengan semua yang kau lihat

nah, sudah jelas?
terangkan kepada kami apa yang kau dapat?

ada satu titik yang tak kumengerti,
apa arti titik hitam di balik hati yang tersembunyi?

apa?
itu aku?
kenapa aku sebuah titik?
aku ingin aku adalah sebongkah cahaya,
yang menyinari kegelapan alam aqidah manusia!

tidak!!
kamu adalah titik hitam yang tersembunyi,
dibalik cahaya itu,
itulah kamu.
lihat kembali potongan wajah pada cermin masa lalumu.

coba lihat lagi dengan jeli.


bambangnurdiansyah/22/10/03
peruri.

22.10.03

Yang Dibesarkan Bulan

digantungi langit-langit pagi
digemari kepak sayap bidadari
mata ini tulalit
telinga tak berdenyit

cahaya malam
sepertiganya adalah teratai semerbak kelam
dalam jalan jalan menuju menara keabadian
terik aspal jalan
seluruh detak menyerupai nyawa anak ingusan
dielus nazar berbagai pujian

gontai gontai makna meremuk murka menyerah
menyisakan isak tangis di ujung sajadah
sumpah serapah disini mati
berganti alunan merdu berjuta bait simfoni

dan doa diwadahi mangkuk camilan
stok abadi tanpa batasan teritori
ketika bumi menangis sendu tanpa ceracau gilanya, aku kagumi mereka
merekalah manusia-manusia yang dibesarkan bulan


Alfa
di BumiAllah pada 22.10.03 - 00:41

20.10.03

selamat datang...

yang...lagi membaca hatinya..
yang...juga hatiku..
yang...tahu cintanya...
yang...juga cinta...
yang...melihat aku...
selamat datang cintaku..
dipangkuan malam berselimut kabut,
yang beranjak besar menjadi titik-titik air berkejaran
menahan basah dipermukaan,
membasuh bumi dengan kesegaran,
yang.. pernah kau dengar sejuk,
sejuk kembali setelah datang seorang..
bidadari..
selamat datang bidadari.
jangan hanya terbang dilangit-langit hatiku,
sambut aku dalam angin kabar debumu
merasuk disela-sela hati
pada titik yang paling putih

bambang nurdiansyah/20/10/03
perum peruri.

17.10.03

Bila

Saat bayang-bayang menghadap ke arah timur beberapa derajat,
lalu terdengar gaung adzan dikejauhan,
disambut beberapa titik hitam diarah barat,
menghalang sinar hingga berwarna jingga.

bila...

saat yang sama beberapa preman mabuk dan menggoda seorang wanita,

akankah...

datang peringatan yang sebetulnya sudah lama kedengaran,

tapi...
belum juga sampai.

kapan?

siapa?/19/10/03.

13.10.03

jejak

menghujam dilangit dada para syuhada
menapak jejak-jejak syurga
sekilas angin menderu
membisik ke semua gendang telinga
menyapu kesedihan
ditempat-tempat sepi tak bernyawa

tapak kaki yang sama
darah yang beda
baru kemarin sore terdengar pekik

diatas tanah ini...

aku berdiri di sini...
menggaungkan pekik yang sama...
Allahu Akbar..

semoga sama,
lalu bersama,...

mereka

Syahada/13/10/03

11.10.03

Bias, buram, bayang

dan bias, dan buram, dan bayang
mengapa hilang ?
mengalun melaju membangkang
membias memburam membayang


Alfa
di BumiAllah pada 11.10.03 - 23:09

Di Penghujung Petang

ada apa harap ?
cakari pengap
sayup sayup gelap
dalam kalap

maukah petik ?
iringi detik
tapaki terik

bilakah datang ?
satu kembang
dua gemintang
di penghujung petang


Alfa
di BumiAllah pada 11.10.03 - 23:08
(di persiapan ramadhan)

9.10.03

sekarang,kemarin,esok

aku sekarang adalah hati dalam ingin asal anganku
kemarin, aku adalah apa yang aku lihat hari ini,
dalam rasa, kenang dan sesal berjuta kesal.

esok, aku adalah tua penuh lupa, lemah tak perlu dikata
aku memang seperti itu.
kemarin, hari ini, atau esok.

aku menyesal dalam hidup,
karena kemarin aku tidak menangis.

aku juga akan menyesal dalam hidup,
karena aku sekarang belum menangis.

sepertinya esok aku juga akan menyesal,
karena aku masih belum tahu apa itu menangis.

sepertinya aku akan tahu kalau aku menangis,
saat api jahannam betul-betul menjilat wajahku,

saat aku disungkun untuk bersujud
ditanah merah bekas darah para pendosa,penzina,pendusta...
durhaka, setan atau rekan keturunan monyet dan babi,..najis.

saat aku...
kemarin, hari ini...., e.ssok"
MA. TI"

mati. . . . . . .,9/10/03/23/28
syahadah

8.10.03

Februari

Hari nanti februari..
tak pernah sama waktu berbeda
tak bercita-cita tapi membuatnya sempurna.
aku akan menikah!!!

Wanita pendek berkulit putih,
berparas cantik,beragama baik,
dengan sedikit pesona telah menambah luka
luka yang membuat aku radang dalam paru-paru cinta

bak wabah menjamur dihati dan kepala,
masyaAllah tuan puteri, ratu dalam kerajaan hatiku.

afwan semuanya, ana duluan.

Bambang/ peruri/07/10/03/00.32

7.10.03

purnama itu

lindap di jingga jiwa saat keruh menghadang kelambu
seketika itu duduki hati yang kian tak memandang nurani
sementara puing pribadi tanpa noda noda rapuh masuk museum
dan aku terpekur pandangi kemegahan tak terindera

kampung kampung menjadi mayat mayat prematur
saat kakek pucat berseragam julurkan sarung batik pesisir

"pakai nak, kau kan terlihat lebih gagah"
"apa ini ?"
"jimat"
"jimat apa ?"
"jimat supaya kau bisa terbang ke menembus langit nak. duduki arasy dan bertegur sapa dengan-Nya"

sesaat purnama menghitam, buram lalu membiru
cabuli lelaki lelaki terkapar tanpa daya lalu pergi
angin pagi telanjangi dosa dosa saat mata tak mampu teriak
purnama kini tak sanggup ampuni karena teguran waktu
lalu menghilang di telan awan

"tunggu ! jangan bawa serta sarungku !"


Alfa
9:51 PM 10/7/2003

Bibir bicara

Dengan selang menylinap disela-sela tenggorokannya,
pada bibirnya yang pecah hampir bernanah,
serta bekas darah yang keluar dari ususnya yang akut lewat mulut..
ia berkata lemah meminta do'a...
Bang!!!
UA minta do'anya...
Ua minta dibacain Al-Fatihah!!!
kemari hati wahai UA!!
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIMI
ALHAMDULILLAAHI RABBIL'AALAMIIN
ARRAHMAANIRRAHIIMI
ARRAHMAANIRRAHIIMI
MAALIKIYAUMIDDIIN
IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN
IHDINASHSHIRAATHALMUSTAQIIM
IHDINASHSHIRAATHALMUSTAQIIM
IHDINASHSHIRAATHALMUSTAQIIM
SHIRAATHALLADZIINI AN'AMTA 'ALAIHIM
GHAIRIL MAGHDHUUBI'ALAIHIM
WALADHDHAALLIIIN
amiin ua,,skr ua istirahat ya...
ua cape...hiduplah dalam sa'adah...
saya pergi dulu...

Purwakarta/5/10/03/11.00 wib
Bambang Nurdiansyah.

6.10.03

Bangkitlah Pergerakan

Sya'ban 1424H...
adalah awalah sebuah pergerakan baru..
Ramadhan 1424H...
adalah moment awal sebuah kebangkitan...
Dzulhijjah 1424H...
kami punya sesuatu untuk kebangkitan...
zaman adalah kaderisasi...
generasi adalah investasi...
Sya'ban 1424H...
kami hadir pada lembaga ke-2...
wajah da'wah kami para pemuda...
antum akan lihat kami bangkit dari tahun ke tahun...
kami akan bangkit bersama malam-malam kami hari ini dan kemarin..
juga esok hari...
Da'wah kami yang tinggi...
di Perum PERURI

peruri/6/10/03/22:27wib
BambangNurdiansyah

5.10.03

persamaan umum al-haq

x + y = ~


Alfa
3:42 PM 10/5/2003

membunuh sunyi #2

serap
alir gemerlap

tatap
sebuah senyap
perlahan lenyap


Alfa
4:51 AM 10/5/2003

Pagi semua !!

Kutatap mentari ..
Terenyuh hati
malu sendiri

Kubalas ..
Tersenyum ..
hati berseri

Coba tuk pergi
langkahkan kaki
sambut hari

Selamat pagi ...


abinummi
(05/10/03 12:46 AM)


Keadaan siapa ?

Pergi begitu saja
tanpa kata
tanpa sebutir air mata
tanpa cinta



abinummi
(05/10/03 12:32 AM)

sering begitu

Hati ini bertanya ..
setiap waktu aku sering begitu
Kenapa ?

Dorongan yang mana ?
itukah...!!!
Hilangkan..!!!

Jangan kau ulangi
Jemputlah perubahan
disana .. !!!

Oh ..
tersadar dalam lumuran
Kembali ..
akankah ...!!!

Insya Alloh ....


abinummi
(05/10/03 12:26 AM)

4.10.03

membunuh sunyi #1

kan ku buru pekat jiwa
di gulita

hunus belati di ujung amarah
setengah terkekeh renyah

"hihi, mampus saja kau sunyi !!"


Alfa
2:09 04/10/2003

3.10.03

Malamku

aku adalah gelap temaram bayang-bayang
aku ujung bertuan berjalan...
aku adalah malam yang kau lalui
aku waktu yang kau nikmati

aku menunggumu pada ujung waktuku
karena aku punya sesuatu untukmu...
aku indah bagimu
untuk kemaksiatanmu
atau untuk keimananmu....

aku ada bersama siapa saja dalam hidupnya...

aku lihat engkau pulang...
aku bisa rasakan engkau datang...
takutlah engkau hanya padaKu..hingga Aku ridho padamu
dan masukilah syurgaKu...

engkau yang selama ini ada bersamaKu
pada malam-malamKu
aku cinta padaMu...

(dari seorang pemuda tersembunyi yang telah diketahui cintanya
kepada Rabb-nya).
Bambang Nurdiansyah.

1.10.03

Tentang Kita

Aku, kamu ....
ada disini ya ..
Berbagi cerita, canda dan tawa
Tiada rasa tuk lelahkan raga
bahkan terasa lega

Duh senangnya...
Andai terus kurasa
rasa ingin berlinang airmata
karena bahagia berbaur cinta
dua saudara

Haru ...
ingin lama


abinummi
(JakartaIndosat 01/10/03)

29.9.03

Kaca Diri

I

Selamat pagi bunda. Pagi ini nanda coba susun lagi kaca diri.
Maaf, kemarin pecah bunda. Semoga tidak ada pecahan hilang ya bunda.

II

Bunda bisa lihat pelangi ?
Nanda koq tidak bisa melihat pelangi lagi ya bunda.
Apa mata nanda ini rusak ? Karena kemarin nanda tidak bisa melihat bayang nanda di cermin.


Alfa
11:39 PM 9/29/2003

25.9.03

Berhenti

Terlentang dalam pangkuan zaman
mendekap hati dalam sandaran waktu
memuai hilang, memutus tali, berujung sakit...

berjalan perlahan
lalu berlari ,
berangan-angan, hingga bermimpi

disusun satu satu hingga angka terakhir
dilakukan satu satu sampai lelah untuk melakukan sesuatu

berbaris satu persatu
ditanya satu demi satu
hingga habis segalanya untuk aku

aku berhenti disini
aku mati .

(Bambang Nurdiansyah)

23.9.03

Diksi Syuhada

Semalam di Gaza.
Diantara deretan flat yang esok pagi bulldozer ratakan tak peduli.
Kemana kan kau cari Ayyash ?
Sementara kau tak pernah bisa menghindari jam malam.

Apa makna intifadhah ?
Kumpul batu sijjil dalam gumam
Lalu kau saksikan Al-Qassam berjubah putih-putih
Berdiri Durra di depan seraya genggam roket penembus dada serdadu
Lempar !
Lempar !
Lempar !

Tak kan pernah kau saksikan pelangi diatas langit merah Jerussalem
Sebelum yang dilaknat hengkang dari pelataran Quds nan suci
Jika dan hanya jika mujahid lakukan

Ilahi
Akankah syahid jemput mereka cepat ?
Sertakan satu peta syurga untuk setiap nyawa.
Sampaikan salamku untuk mereka.
Akupun rindukan syahid.


Alfa
6:53 22/09/2003

19.9.03

yang mana?

perlahan awan berjalan
menjauh
meniti jarak
perlahan cinta mendekat
menjauh meniti hati
perlahan jiwa berbunga
dari kuntum hingga buah

perlahan kami berkata
berbisik kepada angin

bapak!!!!

(Bambang Nurdiansyah)

18.9.03

Aku ini sayang..!!

Terakhir kali kata terlontar
Kucoba sampul dengan rapi
Kutambahkan setangkai bunga
Dengannya kusisipkan harapan (tanpa diketahui..)
Hati hati dengan tenang

Kucari dukungan suasana
Kukorbankan detik waktu lagi
Kurelakan kembali
Tiada berat karena amanat

Rodaku berputar, memang berputar
Seperti itu, memang seperti itu

Kemudian ...
Dengannya lagi kusisipkan harapan (diketahui tidak..?)
Kulirik dengan bangga
Kusaksikan ...

Ternyata ...
Begitulah adanya
Bahkan selama ini
Kata terlontar seakan tak bermakna

Padahal..
Sampul rapi telah aku atur
Setangkai bunga telah aku ikatkan
Kurelakan waktuku tersita
Dan..Telah kucoba hati ke hati

Tapi..
Seakan kau tak bernyawa
Melihatpun tidak apalagi merasa
Kau tangkis semua kata terlontar
Dan anehnya ...
Kau bangga ...

Entah apa yang terbesit di kepalamu
Hingga kau seakan begitu menghindar dariku
Namun tahukah kau bahwa selama ini ...
Aku menyayangimu ...

Tahukah kau…?


abinummi
(JakartaIndosat 18/09/03)

Menuju Syurga

Di persimpangan keimanan.
Dia berkata, "tunggu !".
Sejurus itu menghentikan angin, ombak, magma dan rotasi bumi.

Turun dari pelana bertelanjang kaki.
Ambil wudlu.

Sujud.

Melaju kembali menuju syurga.


Alfa
4:23 18/09/2003

tertawa kecil

kami tertawa kecil
dalam gelap kami ingin bangunkan sadar

ikutlah tertawa bersama kami !
menertawai hidup ini
menertawai jiwa yang mabuk
menertawai anak zaman yang hanya mengikuti kemana jarum jam berputar
menertawai semut kebingungan
menertawai awan tanpa konsistensi
menertawai ilalang tak menjulang
menertawai pelangi di sudut lembah membias
menertawai purnama sementara
menertawai senja nan singkat
menertawai senyum simpul anak jalanan
menertawai gulita tanpa rencana

kami sekarat
seikat kenanga membulat di genggam
layu
sayu
kelu
tercecer

kami yang tak tau cara
kami yang tak mau menuju

hanya bisa tertawa kecil
tertawa,
menertawai diri
hati
jiwa
rasa

hihihihihi

...

lalu mati


Alfa
4:04 18/09/2003

17.9.03

saya dan anda.

Dalam mimpi anda butuh tempat untuk diam
dalam berjalan anda butuh sunyi untuk berpikir
dalam sekejap anda butuh apa yang anda tidak tahu.

Dalam sesaat anda jatuh dalam kedekatan
dalam berharap anda butuh apa yang anda lihat.
dalam hidup anda butuh apapun yang anda dengar

dalam kekuatan anda butuh harap walau sekejap
hingga anda menjadi apa yang anda inginkan...

anda tidak bisa berubah begitu saja,
anda butuh kami untuk berubah
anda butuh kekuatan untuk merubah
anda butuh siapapun untuk menjadi diri anda

anda butuh hidup untuk terus hidup
anda hanya butuh satu akitivitas untuk hidup
yaitu aktivitas hidup

dan anda hidup hingga sekarang!!
anda tidak butuh apapun hingga saat ini
anda hanya butuh TUHAN.

sekarang anda ataukah saya?
kita lihat siapa yang lebih dulu?
apakah anda yang menjadi diri anda?
atau atau aku yang menjadi diriku?

anda akan melihat diri saya ,
setelah anda menjadi diri anda sendiri.

kami meniti apa yang sudah kami temukan
kami menjauh dari apa yang telah kami lakukan
kami mengharap apa yang sudah berlalu
kami rindu masa lalu
kami tak ingin apapun dari anda semua
kami adalah masa lalu
kami adalah apa yang anda lihat sekarang
sama seperti anda...

(Bambang Nurdiansyah)

16.9.03

Teman

Beriringan sejalan dengan senyuman
Tanpa sangka yang kerap aku tumpahkan
Berpijak dalam satu landasan
Dengan tangan engkau rela untuk korbankan

Wajah yang teduh
Hati ini terasa teduh
tak bisa aku bayangkan
sinar terpancar meneduhkan
Dengan berjuta hembusan menyejukkan

tak silau karna kau memiliki cermin
tak galau karna kau mengerti dan yakin
tak kacau karna dirimu begitu terpimpin
Dan dirimu tetap bercermin pada keyakinan dan sang Pemimpin.

Kemudian diriku..
hanya mampu berharap
cukup sudah telah kutulis dalam khayalan
akan dia untuk Kau hadirkan

Seorang ..
yang berarti kemudahan
Seorang ..
yang berarti terbukanya sebuah jalan
Seorang ..
yang berarti Indahnya kehidupan

Seorang teman ...


abinummi
(JakartaIndosat 16/09/03)

Persandaran

Permukaan telah nampak mendasar
Bergoreskan nadi nadi kehidupan
Kering gersang penuh dengan debu tanpa pijakan
Diterpa angin terhambur berantakan

Kening disapa angin melambai
Padukan berjuta angan terlerai
peluh darah kian tak terhirau
gemuruh nafsu kian tak tersilau

Perjuanganmu layak kau teruskan
meskipun harta tahta terhampar dihadapan
takkan rela untuk kau tinggalkan
namun ada yang lebih engkau harapkan
takkan rela kau meninggalkan

akan sebuah persandaran
Ya Illahi ....


abinummi
(JakartaIndosat +/- 10/09/03)

7.9.03

Haru Biru

: Haru Biru

kusibak rembulan sepasi dibalik gordyn lapuk Kutaraja
akankah dia titikkan airmatanya
ketika lolongan bocah memekikkan awan bisu malam itu
menatap wajah bunda yang kian pucat
dalam pekat dia hanya sanggup makamkan bunda dalam dekapan

: Haru Biru

di sudut riuh pasar
termangu seorang gadis meratapi esok hari
tiada lagi harap tuk lebih lama bercengkrama dengan waktu
dunia ini hanya seonggok kehinaan
tidak lebih

: Haru Biru

terik siang itu mengantar mereka masuk gubuk tua
tanat-tanah pecah sudah lama mereka pijak
kemudian si Bapa berucap :
"inilah nak hasil panen kita. Bapa tidak tahu harus bayar pake apa biar kamu besok sekolah. Apa sekolahmu nerima tanah ini buat bayaranmu ?"

: Haru Biru

lampu merah
perempatan protokol ibukota sesak seketika
ketika kaca-kaca hitam tertutup rapat dari kenyataan
Amir berbekal tatapan polos, satu lirik tanpa nada dan sebuah kayu berujung tutup teh botol dipaku
satu baris lagu di bayar lambaian lima jari di balik kaca keangkuhan
lalu pergi
makan apa hari ini Mir ?

Alfa
2:03 PM 9/7/2003

6.9.03

Mati Rasa

Hiruk pikuk berjalannya waktu
Menembus keseluruh jiwa
Meninggalkan jejak pemburu nafsu
Menggoreskan setitik noda
Yang kulihat tak nampak namun kurasa..
Oh salah..
Kadang juga kulihat tapi tak kurasa ...
Apakah aku purapura ?
Ataukah aku tak sadar ?
Ataukah sengaja ?

Peranku seolah hampa
Seolah tak ada sejumlah nyawa

Ataukah telah mati rasa..?


(penuh pertanyaan..)

abinummi.
(JakartaIndosat 6/09/03)

Apa yang kau cari

Apa yang kau cari

Jiwa yang terbuai
Tak mampu untuk luluhkan rasa
Berjuta impian yang kian membawa asa
Perjuangan tersibak bencana

Dipinggiran jalan berdiri tegak
Bercanda dengan sejuta cerita masa .....
Pekaranganmu yang manakah
Embun pagi yang manakah
Kicau burung yang manakah
Yang kau inginkan ...

Seakan hatimu begitu keras terasa
Tertolak semua indera yang menghampiri
Mencoba tuk palingkan wajahmu
Mencoba tuk membawamu kembali
Tapi mengapa ...

Seolah kokoh benteng kejanggalanmu
Tak rubuh diterpa indera
Seolah rubuh kau bangun kembali
Kau kokohkan hari kian hari
Sampai dia kembali menutupi hatimu

Lalu apa yang kau cari ...

abinummi.
(JakartaIndosat 6/9/03)

Aku adalah aku

Aku adalah aku,

sederet kata takkan mampu tuk ungkapkan siapa diriku, aku begitu rumit.

aku kadang kamu,
aku kadang kalian,
aku kadang semua orang,
aku kadang orang yang aku sayangi.

bukan karena aku tak berpendirian, tetapi karena aku adalah aku.

kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu,
keceriaanku adalah keceriaan kalian,
kebaikanku adalah kebaikan semua orang, dan
kecintaanku adalah kecintaan orang yang aku sayangi.

namun kamu pasti takkan mengerti. persandaranku hanyalah pada Illahi Rabbi.
Aku adalah aku,
wujudku tak begitu rupa namun jiwaku tak mampu terungkap rasa.
Hanya padaNya.Hanya BagiNya.
Aku adalah aku.

abinummi.
(JakartaIndosat 6/9/03)

Pengantar Do'a

seperti biasa
malam ini aku kan mencoba lagi mengantarmu ke pelataran-Nya

sajadah yang terbentang
asa menjulang

kutundukkan jiwa menyapa makna
merangkai hari-hari kemarin dan masa depan dalam satu alinea
diantara dua titik-titik

...
Rabb
kuhantar satu lagi do'a
semoga Engkau terima
...

jemariku tak sanggup lagi tengadah
coba mengais nurani hingga jelang sang pagi

jauh dan menjauhlah bimbang
hingga menjadi titik di bias fajar

kan kuhampiri embun pagi nanti berbekal seikat puspa
kan kunanti harapku yang telah Dia terima

hanya satu kata diantara bait malam itu
"semoga"

Alfa
2:34 AM 9/6/2003

4.9.03

Untaian Kata Mati

Ilahi..
saat kening ini membumi
kusertakan beribu ragu
yang telah lemas kukemas
dalam rangkaian berjuta kata

Maaf..
tiap kudekap
bukan syukur mengguyur
tapi untaian sajak beratus ketus

Tak tahu..
kepada siapa bertanya
ungkapkan desah membuncah
dalam pahit kian membelit

Biarkan..
ia menjadikan basah sajadah
terhempas mengalir getir
menghimpun saksi-saksi mati

Kuharap..
ini tak kan jalan perlahan
yang menghabiskan lembar per lembar sabar
membendung kelu dalam termangu

Alfa
2003-07-12 13:03:01
Adalah wanita yang menulis, kepada siapa ia bertanya? kuharap kepadaku sebagai suaminya.
Puisi dari calon istriku.

Wanita

sosok makhluk yang tercipta tanpa sia
ia tercipta untuk lelaki
dan demi lelaki ia diciptakan
keberanian...kecerdasan..
ketangkasan...kelembutan, watak yang hadir
laksana khaulah dihadapan.

Akan kau dambakan kehadirannya menyemarakkan dunia
kedudukannya sama dengan kedudukanmu,
kepandaiannya terkadang melebihi kepandaianmu

Ingatlah Aisyah kekasih rasulullah!!!
maka kau akan menghormatinya.

Wahai tuan perkasa!
Wahai abdi Allah!
janganlah kalian memalingkan tubuhmu
kala segudang warisan tipu daya menghampiri kami
kala berbagai tindakan yang menurut kehendaknya
tak sesuai dengan hatimu...

...Namun...
bimbinglah kami..
tuntunlah kami...
maka 1001 tanda tanya akan tersibak,
dan kami akan menoleh bersamamu.
tatkala jalan kan disebrangi,,& kau akan faham
siapa diri kami.

Wahai tuan!!!
takkan selamanya kau membenci kami..
kami yakin itu.
wanita suci yang akan menjadi diri kami..
maka, jika kalian lihat..
bunga seluas taman akan kau lalui
nuansa pagi akan kau hiraukan
kecuali tetes air mata dan tengadah tanganmu
yang akan mengiringi sujud syukurmu

Wahai tuan!!
kami menjadi bagianmu
kami yang akan menurunkan benihmu
kami yang akan berlindung disetiap amanahmu
kami yang akan menghantarkan senyum
tatkala kau akan beranjak utk berjuang
kami yang akan senang menyambut kehadiranmu
kami yang akan menjaga tempat berlindungmu
kami yang akan menjadi pendampingmu
akal dan fikir kami akan kau butuhkan,
maka tak akan sepi tempat teduhmu...

kau akan tenang dalam berjuang,
walau kemampuan kami terbatas
tapi kami bangga
terkurung menjadi penyangga tiang atap rumahmu
hak kami ada padamu, dan hakmu ada pada kami
kami yang akan memutar roda caturmu...

Ingatlah!!!
kami tercipta dari tulang rusukmu!
terletak dipunggungmu
ttidak terletak di atas untuk menginjakmu,
atau dibawah untuk kau perbudak..
namun kami terletak dekat lenganmu, untuk kau lindungi...

(Bambang Nurdiansyah)

UNTUKMU

Baiklah akhi,
malam ini kita berkomitmen
ada satu misi yang akan kita lakukan
Apakah itu?
kebaikan ada pada segala sesuatu
tidak ada kemaksiatan
lalai,lupa, atau tidak terjaga...

selama ini langkah kita dibatasi oleh perasaan,
ketidak percayaan,kelemahan,ketakutan,
kealfaan dan kemalasan..
kita tidak selembek itu,
kita adalah qowwiyu
ada izzah dalam dada kita
sesuatu yang menunjukkan siapa kita sebenarnya...
kita adalah pejuang dalam alam kehidupan
kita kuat ibarat waktu dalam zaman
kita tidak terkalahkan..
Allahu Akbar.....

(Bambang Nurdiansyah)

AKU DALAM WAKTU

Aku menyentuh wajahku,
barangkali ada yang salah dengan diriku

Aku menyentuh dadaku
barangkali ada yang salah dengan keimananku

Aku mengepal tanganku
barangkali ada yang salah dengan amalku

Aku menyentuh kakiku
barangkali ada yang salah pada setiap langkahku

Aku menyentuh kening dan kepala bagian belakangku
barangkali ada yang salah dengan pemikiranku

Aku menyentuh waktu yang berjalan bersama diriku
barangkali ada yang salah dalam hidupku

dan aku tidak menemukan apapun melainkan beberapa kesimpulan
Adanya kehendak dan pengaturan
Adanya aturan yang dijalankan dan yang tidak
Adanya pilihan antara kebaikan dan keburukan
untukku sebagai jiwa

aku pergi ke tempat ini
dan aku mencintai bisa berada disini

aku pergi ke tempat itu
dan aku tidak menyukai isi di dalamnya

aku memegang yang ini dan yang itu
sebagian aku menyukainya
dan sebagian aku sangat membencinya

aku berbicara tentang ini dan itu
sebagian berguna dan sebagian tidak

aku berfikir tentang ini dan itu
sebagian aku tuliskan dan sebagian tidak

aku adalah ini dan itu
sebagian benar dan sebagian tidak

aku adalah aku dalm hidupku..
dan engkau siapa dalam hidupmu?
aku adalah waktu
dalam nyawaku
dari Tuhanku...
dan aku adalah hamba...

(Bambang Nurdiansyah)

3.9.03

Ikhtiar...

Seuntai raga
melangkah gontai tertunduk juga

Langkah beratnya hendak menyapa
mengusung semua kelelahan yang ia bawa

Desah nafas yang tercampur debu
kini larut bersama sinar yang kian layu

Senyum simpulnya tetap menghiasi keindahan
pundaknya kuat menjulang mengayuh beban

Tatapan lurusnya pun hanya mampu memandang rumput
dan kerikil berserakan

"Aku harus hadapi hari esok
bagaimanapun ini adalah hidupku ini adalah jalanku"

tekadnya kian tertanam
untuk mewujudkan citanya yang silam
menjauhi dunia yang kelam

niatnya kian tumbuh
mewujudkan impian bunda yang kian jauh
memberikan bangga ayahnya yang kian tak tersentuh

Melangkahlah kedepan
jalanmu masih panjang
Insyaalah

Alfa
jkt, pertengahan 2001

23.8.03

test

apa yang harus ku ungkapkan sekarang
deretan tuts yang tetap membisu tak memberiku arahan
aku hanya akan ungkapkan kebingungan
dalam satu kata
...
test